Rabu, 22 Maret 2023

Tanda I'rob Rofa' Alif; Isim Tatsniyah

 


وَأَمَّا الْأَلِفُ فَتَكُوْنُ عَلَامَةً لِلرَّفْعِ فِيْ تَثْنِيَةِ الْأَسْمَآءِ خَاصَّةً

Adapun alif menjadi tanda i’rob rofa’ khusus pada isim tatsniyah

Definisi :

مَا دَلَّ عَلَى اثْنَيْنِ بِزِيَادَةِ أَلِفٍ وَنُوْنٍ فِيْ آخِرِهِ فِي حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ وَنُوْنٍ فِي آخِرِهِ فِي حَالَتَيِ النَّصْبِ وَالْجَرِّ صَالِحٌ لِلتَّجْرِيْدِ وَعَطْفِ مِثْلِهِ عَلَيْهِ

“Kalimat yang menunjukan pada ma’na “dua” dengan tambahan alif dan nun di akhirnya ketika rofa’, juga dengan tambahan ya dan nun diakhir ketika nashab dan jar, bisa ditajrid yakni dilepaskan anda tatsniyahnya juga di’atafkan kalimat yang semisil dengannya”

Penjelasan :

Contoh kalimat مُسْلِمَانِ  merupakan tatsniyah dari kalimat  مُسْلِمٌ .

Maksud ditajrid adalah dilepaskan tanda tatsniyahnya.

Mari kita lepaskan tanda tastniyah lafazh مُسْلِمَانِ  jadi  مُسْلِمٌ , nah setelah itu ‘athafkan kalimat yang sama dengan مُسْلِمٌ  kemudian lihat ma’nanya apakah sama atau tidak, jika sama maka itulah isim tatsniyah dan jika beda maka namanya mulhak isim tatsniyah.

Perhatikan : مُسْلِمٌ artinya seorang muslim, kalau kita ‘athofkan kalimat yang sama, maka مُسْلِمٌ وَمُسْلِمٌ   ma’nanya dua muslim.

Contoh mulhak isim tatsniyah adalah lafazh اِثْنَانِ  ( artinya dua ).  Lafazh ini tidak bisa ditajrid, karena kita tidak menemukan lafazh اِثْنٌ . Kalaupun ada dan memiliki arti “dua” maka ketika ditajrid jadi lafazh اِثْنٌ dan di’athafkan kalimat sejenis اِثْنٌ وَاِثْنٌ  ( artinya empat )

Syarat isim tatsniyah ada delapan :

1.    Mu’rob, bukan isim mabni sebagaimana yang sudah kita bahas pada bab I’rob

2.    Mufrod, kalimat yang sudah berbentuk tatsniyah dan jama’ tidak bisa ditatsniyahkan

3.    Nakiroh, isim ma’rifat tidak bisa dibentuk kalimat tatsniyah, lafazh ma’rifat seperti lafazh اللهُ مُحَمَّدٌ tidak bisa ditatsniyahkan. Adapun lafazh  الَّذَانِ  maka adalah kalimat mandiri bukan bentuk tatsniah dari lafazh الَّذِي .

4.    Bukan tarkib mazji, seperti lafazh بَعْلَبَكَ

5.    Harus sesuai lafazhnya,

Contoh lafadz مَسْجِدَانِ  adalah merupakan tatsniyah (gabungan dua kalimat mufrod) dari dua lafazh مَسْجِدٌ . Jadi lafazh مَسْجِدٌ dan مَدْرَسَةٌ tidak bisa digabungkan dalam bentuk isim tatsniyah. Adapun lafadz مَغْرِبَانِ maka yang dimaksud adalah maghrib dan ‘isya

6.    Harus sesuai ma’nanya

Seandainya lafazh عَيْنٌ yang memiliki ma’na mata dan عَيْنٌ yang memiliki ma’na matahari, maka tidak bisa dibentuk tatsniyah menjadi lafazh عَيْنَانِ

7.    Ada mitsilnya, kalimat yang ma’nanya tidak punya mitsil (hal yang sama) seperti lafazh اللهُ  شَمْسٌ  قَمَرٌ  dll tidak bisa ditatsniyahkan, Adapun jika ada lafazh قَمَرَانِ maka yang dimaksud adalah matahari dan bulan.

8.    Bukan kalimat yang cukup dengan tatsniyahnya kalimat lain, seperti بَعْضٌ  cukup dengan tatsniyahnya lafazh جُزْءٌ contoh lafazh ثَمَانِيَةٌ dari mentatsniyahkan lafazh أَرْبَعَةٌ

 

Menurut nadzom

شَرْطُ الْمُثَنَّى أَنْ يَّكُوْنَ مُعْرَبًا  #  وَمُفْرَدًا مُنَكَّرًا مَا رُكِّبَا

مُوَافِقًا فِي اللَّفْظِ وَالْمَعْنَى لَهُ  #  مُمَاثِلٌ لَمْ يُغْنِ عَنْهُ غَيْرُهُ

Syarat mutsanna hendaknya isim mu’rob  #  mufrod, nakirah dan bukan tarkib mazji

Sesuai antar lafazh juga ma’nanya  #  ada bangsa tak cukup dengan lainnya

Berikut Penjelasannya  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar